Home » Archives for Juni 2012
Selasa, 05 Juni 2012
Air Mata Kristal Tina Ternyata Palsu
Misteri air mata kristal Tina Agustina, gadis asal
Sumedang, Jawa Barat, terkuak sudah. Tim dokter dari Rumah Sakit Mata
Cicendo, Bandung, menyatakan air mata kristal tersebut terbukti palsu.
Salah
seorang tim dokter, Hikmat Wangsaatmadja, mengatakan secara medis gadis
berusia 19 tahun itu tidak menderita kelainan atau matanya normal.
Selain itu pada saat pemeriksaan tidak ditemukan benda apa pun di dalam
mata. "Ini bukan masalah medis," ujar Hikmat di ruangannya, Selasa, 5
Juni 2012.
Hasil uji di Laboratorium Geologi menyatakan
air mata kristal itu palsu. Kesimpulannya, batuan itu bukan hasil
produksi tubuh manusia, melainkan bahan sintetik yang telah diproses
seperti perhiasan imitasi.
Menurut Hikmat, ada tiga butir
batuan air mata kristal Tina yang diperiksa. Ukurannya berkisar 1-2
milimeter berwarna biru dan tembus pandang. Peneliti Laboratorium
Geologi menyebutkan bentuk kristal polihedral tidak teratur dan tidak
memiliki bidang berpasangan, sehingga bukan benda yang terbentuk alami.
Hikmat menyarankan agar Tina menghentikan segera praktek tersebut.
Sebab dikhawatirkan menimbulkan luka dan infeksi pada mata. "Sebaiknya
jangan dilakukan lagi," ujar dia.
Seorang dokter mata
menyebutkan, trik Tina bisa dilakukan dengan mudah asal berani. Caranya
dengan memasukkan untuk menyimpan benda kristal ukuran kecil itu ke atas
bola mata di atas ujung alis. Selanjutnya, batu itu akan turun sendiri
ke bawah lalu keluar lewat kelopak mata bagian bawah.
Sebelumnya, menurut pengakuan Tina, juga beberapa saksi mata seperti
Camat Cisarua, Sumedang, Tono Suhartono, air mata Tina berbentuk
kristal. Keluarnya dari kelopak mata kiri dan kanan bawah. Tono bahkan
mencatat, sejak September 2011 dan 23 Mei 2012 sudah keluar lebih dari
161 batu kristal. "Ini seperti mukjizat," katanya kepada Tempo saat
mengantar Tina ke RS Mata Cicendo sepekan lalu.
Source : tempo.co
Jumat, 01 Juni 2012
Air Mata Kristal Tina Diperiksa di Lab Geologi
Tina Agustina, 19 tahun, gadis asal Sumedang yang
dikabarkan bisa mengeluarkan air mata berbentuk kristal dibawa ke Rumah
Sakit Mata Cicendo, Bandung, Kamis, 31 Mei 2012 siang ini. Sampai tadi
siang, dokter spesialis mata rumah sakit itu, dr. Hikmat Wangsaatmadja,
belum bisa memastikan penyebab fenomena aneh itu. Namun Tina dinyatakan
sehat secara fisik.
Dalam perjalanan dari Sumedang ke
Bandung, kata Tina, dua butir batu kristal sempat keluar dari kelopak
matanya. "Batu-batu bening itu suka keluar kalau hati saya sedang sedih,
terlalu senang, kesal, dan marah. Sebelumnya saya takut (datang) kalau
harus dioperasi, " kata Tina kepada Tempo.
Menurut Tina,
batu itu keluar dari kelopak mata kiri dan kanan di bagian bawah. Begitu
muncul, kristal itu harus dikeluarkan. ”Kalau tidak, batunya membesar,”
ujar warga Desa Cisalak, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Sumedang itu.
Air mata kristal Tina mulai keluar sejak September 2011. Dulu warnanya
hitam. Mulai 23 Mei 2012 lalu, berubah bening. Dari tayangan rekaman
video dan foto, tampak bahwa besarnya batu itu seukuran butir kacang
hijau. Namun ada pula yang terlihat seperti sudah diasah. ”Kalau ada
orang yang tidak percaya, terserah saja,” kata gadis yang lulus SMP pada
2007 lalu itu.
Camat Cisarua, Sumedang, Tono Suhartomo,
mengatakan ia beberapa kali melihat langsung air mata kristal itu keluar
dari kelopak mata bawah Tina. Ia mengaku pernah memancingnya dengan
cara memberikan uang Rp 100 ribu agar Tina merasa senang. ”Warnanya
(batu) ada yang bening, biru, hijau. Anehnya ada batu yang seperti
dicetak,” katanya.
Dia mencatat, pada 2011 keluar 72
butir batu. Sedangkan sejak 23 Mei sampai kemarin, sudah keluar batu
sebanyak 161 butir. "Bentuknya keras. Pernah coba dipecahkan dengan
gelas, tapi tidak bisa," katanya. Sebanyak 30 batu di antaranya, telah
diserahkan ke Laboratorium Geologi di Bandung untuk diperiksa.
Dokter RS Mata Cicendo Hikmat Wangsaatmadja mengatakan telah memeriksa
Tina. ”Sampai dengan saat ini semuanya normal, dari penglihatan, gerak
bola mata, sampai sistem air matanya. Tapi asal batu (kristal) itu tidak
ditemukan,” kata dia di rumah sakit.
RS Mata Cicendo
meneruskan pemeriksaan dari contoh air mata dan urine Tina. Adapun dua
butir batuan yang keluar hari ini akan dikirimkan ke Laboratorium
Geologi untuk diperiksa. ”Nanti kita lihat hasilnya dalam dua hari,”
ujarnya.
Kasus ini bukanlah yang pertama di dunia.
Sebelumnya, seorang remaja putri bernama Hasnah Mohamed dari Libanon
pada 1996 juga berair mata kristal. Belakangan diketahui air mata
kristal itu rekayasa saja.
Kasus kedua, seorang wanita,
Judie Smith, 35 tahun, asal Boston, Inggris, pada 2012 mengaku
mengeluarkan air mata seperti kristal, bening, dan terasa seperti pasir.
Oleh praktisi medis, kata Hikmat, Jodie menderita cyctinosis atau
penumpukan asam amino cysteine dari berbagai organ tubuhnya.
Source : tempo.co
Empat Orang Indonesia Bawa Obor Olimpiade
Keempat orang tersebut terpilih berdasarkan kriteria yang ditentukan
oleh Samsung dan LOCOG (Organising Committee of the Olympic and
Paralympic Games), kata Liliawati, corporate marketing director Samsung
Indonesia dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis.
Samsung merupakan mitra Olimpiade yang telah mensponsori dan mendukung berbagai kegiatan olahraga internasional,
"Ribuan torch bearer (pembawa obor) berada di seluruh dunia. Samsung
mencari orang yang sudah melangkah lebih dari kita semua. Di Indonesia
kami telah memilih orang-orang yang inspirasional, yang memiliki banyak
kontribusi kepada masyarakat," katanya.
Keempat orang tersebut berasal dari beragam profesi, yakni pengusaha,
atlet sepak bola, artis, hingga aktivis. Mereka terdiri dari dua putra
dan dua putri, keempat wakil pembawa obor Olimpiade London dari
Indonesia ini adalah Sandiaga Uno, Bambang Pamungkas, Wanda Hamidah, dan
Ika Trifisusanti.
Sandiaga Uno merupakan milyarder termuda di Asia dan menjadi sosok
yang inspirasional melalui kegiatan sosialnya dalam komunitas berlari
untuk berbagi. Dia menyatakan bangga terpilih sebagai salah satu wakil
Indonesia untuk membawa obor Olimpiade London 2012 yang digelar 27
Juli-12 Agustus.
"Olimpiade merupakan event terbesar olahraga. Kesempatan ini
merupakan kehormatan bagi saya. Pastinya, saya akan mempersiapkan diri.
Saya akan berlatih beban, karena akan berlari membawa obor Olimpiade,"
ujarnya.
Sosok pesepak bola yang sangat dikenal di Indonesia, Bambang
Pamungkas terpilih menjadi wakil Indonesia dari kalangan olahragawan.
"Ini kesempatan buat saya, saya bangga apalagi ini di bidang saya. Saya
bangga bisa mewakili komunitas dan sepak bola. Tentu saja ini akan
membawa kenangan yang takkan terlupakan bagi saya," ujar Bambang.
Wanda Hamidah terpilih dari kalangan artis yang dinilai memberikan
inspirasi kepada masyarakat Indonesia serta aktivis muda Ika
Trifisusanti yang telah beberapa kali mengikuti kongres Menentang
Eksploitasi Seksual Anak baik di Asia Tenggara maupun dunia.
Swedia Belajar Pengelolaan Pasar Tradisional Surakarta
Wakil dari sembilan pemerintah kota di Swedia datang ke
Surakarta, Jawa Tengah untuk belajar dan bertukar pikiran soal
kehidupan berdemokrasi di Indonesia. Dalam program yang digagas
International Center for Local Democracy tersebut, pola perdagangan di
pasar tradisional jadi satu pokok pembahasan.
Di Swedia
tidak ada pasar tradisional seperti di Indonesia. Misalkan ada, hanya di
saat-saat tertentu dan di kota-kota tertentu,” kata Kepala Dinas
Pengelolaan Pasar Surakarta Subagiyo yang menemani delegasi Swedia
berkunjung ke Pasar Gede, Kamis, 31 Mei 2012.
Delegasi
Swedia akan berada di Surakarta sampai 1 Juni 2012. Selain menggelar
diskusi, mereka juga berkunjung ke beberapa lokasi seperti Pasar Gede,
perumahan yang menjadi tempat tinggal warga pasca-relokasi, dan kampung
batik Kauman. »Mereka ingin menjajaki kerjasama di bidang pariwisata,
kesehatan, pengelolaan lingkungan kumuh, dan perdagangan, khususnya
manajemen pasar tradisional,” ucapnya.
Salah seorang
anggota rombongan, Gunnel Anna Birgitta Simu, mengatakan pengelolaan
pasar tradisional di Indonesia, khususnya Surakarta terlihat bagus.
Penataan barang dagangan cukup menarik dan kebersihan terjaga. »Di
Swedia sendiri pasar tradisional hanya ada saat musim panas. Itupun
hanya di Stockholm,” kata Wali Kota Haparanda ini.
Sembilan
kota yang utusannya datang ke Surakarta adalah Kota Timra, Kota
Nynashamn, Kota Haparanda, Kota Vaxholm, Kota Norrtalje, Kota Forshaga,
Kota Vanersborg, Kota Alvdalen, dan Kota Vasterbottens. Perwakilan dari
Vanersborg, Anders Friden, mengatakan pasar tradisional di Indonesia
cukup bersih dan sudah memisahkan jenis barang yang dijual dalam bentuk
blok. »Sudah seperti di supermarket yang memisahkan barang berdasarkan
jenisnya,” ujarnya.
Hanya saja, dia ragu dengan kesegaran
barang yang dijual, terutama daging dan ikan, karena tidak dilengkapi
dengan lemari pendingin. Di Swedia, katanya, setiap pedagang daging dan
ikan memiliki lemari pendingin agar barang yang dijual tetap segar.
Subagiyo
mengatakan pasar tradisional di Surakarta memang masih sederhana. Yang
menjadi keunggulan di sisi pelayanan, penataan tata ruang, dan model
transaksi yang bisa tawar-menawar harga. »Mereka sendiri tertarik dengan
cara pelayanan kita, yang bisa tawar-menawar. Selain itu, mereka kagum
dengan keragaman dagangan di pasar tradisional,” ucapnya.
Dia
menyatakan Swedia punya rencana untuk mengundang pemerintah Surakarta
untuk datang ke Swedia dan melihat cara pengelolaan pasar secara modern.
»Nantinya kedua pihak bisa saling melengkapi,” katanya.
Langganan:
Postingan (Atom)
PAGEVIEWS
Diberdayakan oleh Blogger.