REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tak dapat dipungkiri,
sebagian besar anak Indonesia masa kini gandrung akan permainan moderen
seperti Play Station dan Nintendo. Tapi siapa yang mengetahui potensi buruk yang ditimbulkan dari permainan tersebut?
Peneliti Mainan dan Permainan Tradisional, Mohamad Zaini Alif,
mengatakan, ada sejumlah efek negatif yang ditimbulkan dari permainan
moderen. Zaini menyebutkan, paling tidak, efek tersebut muncul pada
kondisi kesehatan dan psikologis pemain permainan modern itu.
Dari sisi kesehatan, Zaini menjelaskan, mereka yang kerapemainkan
Play Station cenderung akan mengalami cedera pada tulang belakang.
Terutama, ujar dia, mereka yang selama berjam-jam berada di depan layar
televisi dan memainkan stik yang ada di tangannya.
Kondisi seperti itu, ujar Zaini, akan berkontribusi pada penyakit
tulang belakang yang diakibatkan karena keadaan tulang yang senantiasa
statis. Karena tidak bergerak dalam waktu lama, ujar dia, tulang
kemudian menjadi kaku dan kaget saat ada gerakan pada tulang tersebut.
"Bila berulang kali seperti itu, maka akan terjadi cedera di sana,"
ungkap Zaini, Ahad (6/5).
Kemudian, tutur Zaini, tangan yang kerap memegang stik dan menekan
sejumlah tombol yang ada dalam kurun waktu yang cukup lama, juga dapat
membahayakan. Kondisi seperti itu, ungkap dia, akan berkontribusi pada
kemunculan sindrom vibrasi lengan. "Efeknya, tangan akan senantiasa
bergetar," tutur Zaini.
Selain dari sisi kesehatan, Zaini mengatakan, permainan modern juga
mempengaruhi kondisi psikologis pemainnya. Kondisi tersebut, tutur
Zaini, berpotensi memberikan dampak negatif saat berinteraksi dengan
masyarakat.
Zaini menjelaskan, pada permainan moderen, kemenangan adalah tujuan
utama. Bila seorang pemain belum memperoleh kemenangan, tutur Zaini, dia
belum merasa senang. Sehingga, ujar dia, esensi permainan yang
seharusnya adalah untuk kesenangan dan menyenangkan menjadi pudar.
Imbasnya, ujar Zaini, para pemain permainan moderen akan melakukan
apa saja untuk memenangkan tantangan yang ada. Bahkan, ujar dia,kalau
ada kecurangan yang bisa dilakukan, pasti akan diterapkan untuk
mengincar kemenangan yang berdampak pada kesenangan. "Jika praktik itu
diterapkan di dunia nyata, maka dunia ini akan berisi orang-orang
curang," tutur Zaini.
0 komentar:
Posting Komentar